Apakah kita termasuk manusia yang memiliki kepekaan rasa? Artinya, apakah kita termasuk manusia yang hanya bisa belajar dari buku-buku, ataupun literatur yang bisa dibaca dan dinikmati dengan indra penglihatan dan pendengaran (misalnya televisi dan radio). Ataukah kita termasuk jenis manusia yang peduli terhadap sekeliling kita, dan bisa belajar dari sana?
Saya sering dibuat terkagum-kagum, ketika sedang menikmati alam lingkungan sekitar rumah tinggal saya. Ketika saya menerawang ke atas, ada langit yang begitu cerah, kadang-kadang mendung, ada semburat jingga, biru, dan aneka warna langit yang begitu indah memanjakan pandangan mata saya.
Demikian juga ketika saya sedang berkebun, ada banyak pepohonan buah di sana, dan di antara pepohonan itu, ada berbagai macam binatang.
Dari semua makhluk ciptaan Tuhan, ada antelop (binatang seperti rusa) dan burung hantu. Keduanya adalah binatang yang indah dan memiliki cara hidup masing-masing.
Antelop adalah binatang yang jika telah kawin, pejantan tidak mau membantu betina menjaga dan membesarkan anak-anaknya, tetapi dia akan sibuk mencari makan untuk dirinya sendiri.
Sementara burung hantu, meskipun secara fisik dia lebih kecil daripada antelop, tetapi ia dikenal sebagai pasangan yang setia, karena mereka akan membesarkan dan menjaga anak-anaknya yang baru dilahirkan secara bersama-sama.
Wowww! Saya takjub sekali dengan kehidupan si burung hantu ini. Tidak tahu di mana mereka mencari makan, tetapi mereka secara bersama-sama memberi makan anak-anaknya.
Ketika hujan, panas, badai, dan dalam keadaan apa pun mereka menjaga anak-anak mereka secara bersama-sama.
Mereka membesarkan anak-anaknya dengan penuh rasa tanggung jawab, hingga tiba saatnya anak-anak dapat mengembangkan sayap dan terbang mandiri mengelana di angkasa.
Marilah belajar kesetiaan dari burung hantu. Setialah pada komitmen kita, pasangan kita. Setialah kepada Tuhan yang selalu setia kepada kita. —Elisa Christanto
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 2/9/12 (diedit sedikit)
==========